Otto Toto Sugiri, Bill Gataes nya Indonesia

Lelaki, LINTASPOLITIK.COM - Otto Toto Sugiri, Pria kelahiran Desember 1953 ini adalah CEO dari Data Center Indonesia. Otto Toto Sugiri dijuluki Bill Gatesnya Indonesia.
Ketika pemerintah Indonesia mengumumkan niatnya menggunakan data Indonesia untuk mencegah penggunaan pusat lepas pantai, Toto bersama 6 orang lainnya pada tahun 2011 mendirikan Data Center Indonesia (DCI).
Hingga menjadi DCI, mulanya di tahun 1983 Toto bergabung dengan Bank Bali sebagai General Manager Bank Bali. Toto membuat sofware yang memudahkan operasional Bank Bali. Pada tahun 1989 Toto mendirikan perusahaan perangkat lunak, Sigma Cipta Caraka dengan modal 200 ribu US dollar. Toto berkolaborasi dengan 6 mantan karyawan Bank Bali termasuk Marina Budiman yang sekarang menjabat Presiden Komisaris DCI. Pada tahun 1994 Toto mendirikan Indointernet untuk memudahkan netizen menjelajah web di seluruh dunia. Kemudian Toto mendirikan Balicamp (anak perusahaan PT Sigma Cipta Caraka), Balicamp membuat program pemeriksaan ejaan bahasa Indonesia untuk Microsoft. Balicamp tutup setelah bom Bali tahun 2002. Pada tahun 2008 Toto menjual 80% kepemilikan saham Sigma kepada Telkom Indonesia seharga 35 juta US Dollar. 20%-nya Toto jual seharga 9 juta US Dollar. Dan Toto bersama 6 orang lainnya pada tahun 2011 mendirikan Data Center Indonesia (DCI).
Otto Toto Sugiri adalah presiden direktur perusahaan Data Center Indonesia (DCI) Indonesia. DCI merupakan perusahaan pusat data terbesar di Indonesia yang menyediakan penyimpanan data server dan layanan ruang pusat data. Pria 68 tahun ini saat ini tercatat pada jajaran 50 orang terkaya di Indonesia 2021 versi media bisnis Forbes. Ditahun 2021 kekayaan Toto tercatat mencapai 2,5 miliar US dollar atau setara dengan Rp 35,62 triliun (kurs Rp 14.250). Kekayaannya di bidang teknologi membuatnya dijuluki sebagai "Bill Gates"-nya Indonesia.
Otto sendiri termasuk pengusaha teknologi paling awal di Indonesia yang membantu pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan pusat data terbesarnya yaitu DCI. Empat dekade lebih pengalamannya di bidang teknologi, membawanya ke titik sukses saat ini. Perjalanan karirnya dimulai sejak dirinya meraih gelar sarjana teknik elektro pada tahun 1980 di RWTH Aachen University di Jerman. Saat itu dirinya pulang ke Indonesia untuk merawat ibunya sekaligus memulai proyek pertamanya yakni membuat pemrograman lokal, seperti software untuk perusahaan minyak dan program untuk mengelola pencairan pinjaman nelayan di Papua. Pada tahun 1983, dirinya mulai bergabung dengan Bank Bali untuk membuat sebuah software akuntansi yang memudahkan para pegawai akuntansi bank lebih efisien dalam mengerjakan tugasnya.